Warga Getasrejo Antusias Kunjungi Perpustakaan Ilmu Utama, Bukti Literasi Tumbuh dari Desa
Getasrejo, 20 September 2025 — Suasana berbeda terasa setiap sore di Perpustakaan Ilmu Utama Desa Getasrejo, Kecamatan Grobogan. Perpustakaan yang dulunya sepi kini ramai dikunjungi warga dari berbagai kalangan—anak-anak, remaja, ibu rumah tangga, hingga para petani—yang datang untuk membaca, berdiskusi, hingga mengikuti berbagai kegiatan komunitas.
Antusiasme ini bukan muncul tanpa sebab. Sejak diluncurkannya program literasi berbasis komunitas oleh Pemerintah Desa bersama pengelola perpustakaan, rutinitas kunjungan warga meningkat signifikan. Dalam sebulan terakhir, tercatat lebih dari 100 kunjungan aktif, dengan dominasi pengunjung usia sekolah dan remaja.
“Dulu saya pikir perpustakaan itu cuma tempat baca buku. Sekarang ada permainan untuk anak- anak juga. Jadi saya dan cucu saya rutin datang tiap minggu,” ujar Sri Rahayu (45), warga RT 01/04.
“Kita ingin membangun budaya literasi yang hidup, bukan sekadar formalitas. Perpustakaan ini milik warga, jadi semua kegiatan kami sesuaikan dengan kebutuhan dan minat mereka,” jelas Siti Amroh, pengelola Perpustakaan Ilmu Utama.
Selain program edukatif, perpustakaan juga membuka ruang bagi warga untuk berdiskusi soal kesehatan, hingga kewirausahaan. Bahkan, kelompok BKB kini rutin menggunakan perpustakaan sebagai tempat rapat pertemuan rutin bulanan .
Daya Tarik untuk Anak dan Remaja
Anak-anak usia sekolah menjadi pengunjung paling aktif. Mereka datang sepulang sekolah untuk membaca buku cerita, bermain permainan edukatif, hingga mengikuti kelas mendongeng. Hal ini mendapat sambutan positif dari guru-guru TK dan PAUD/ KB setempat.
“Kami sangat terbantu. Anak-anak sekarang lebih terbiasa membaca dan berdiskusi. Mereka jadi lebih kritis dan aktif di kelas,” kata Bu Nana, guru KB Tunas Harapan, Getasrejo.
Semua kegiatan ini dijalankan dengan semangat gotong royong dan partisipasi warga.
Perpustakaan Sebagai Jantung Sosial Desa
Kepala Desa Getasrejo, Busro Siswanto, menyampaikan rasa bangganya terhadap perkembangan perpustakaan desa.
“Inilah yang kami harapkan: perpustakaan menjadi pusat kegiatan warga, bukan hanya tempat menyimpan buku. Ini awal dari kebangkitan pendidikan berbasis masyarakat,” ujarnya.
Melihat tingginya antusiasme warga, Pemerintah Desa berencana menambah fasilitas seperti pojok baca luar ruangan dan akses Wi-Fi gratis untuk mendukung pembelajaran digital, terutama bagi pelajar dan pelaku UMKM.